Mengenai : Makalah Iman Kristen & IPTEK
Type : Materi & Tugas
Total : 1 Materi/Tugas
Uploader : Christo
Editor : Christo
Jenis : Word 2016
Status : Completed
Dirilis : Sabtu, 16 September 2017
Jurusan : Teknik Elektro Komputer
Semester : Semester 1
Credits : Nyontek-Bareng
***Pengunjung yang baik, selalu meninggalkan jejak komentar :)***
Hello adik-adik sekalian, tugas kedua agama kalian ini akan mimin share, tenang kalau tugas yang ini buatan mimin loh, jadi gak pernah khawatir hehehe... Sama kaya tugas pertama, kalian bisa download atau lihat langsung diblog mimin ya :). Kalau download kalian tinggal mengganti namanya aja, tapi kalau hanya copas, kalian harus atur kerta, marginnya, besar kecil ukuran tulisan dll. Tentukan pilih anda:)
Ok ade-ade sekalian, semoga bermanfaat ya, apa yang mimin share ini :)
Perhatian : Kami tidak bertanggung jawab atas resiko segala jenis penyalahgunaan postingan dibawah ini! Mohon untuk tidak copas sembarangan
Mata Kuliah | Tentang / Judul | Dipersembahkan | ||
---|---|---|---|---|
Agama Kristen Protestan | Materi/Tugas 2 | Christo (Admin Blog) | ||
Download Link
|
Kata
Pengantar
Puji Tuhan! karena atas berkat-Nya sampai
saat ini kita masih diberikan kehidupan yang indah di dunia ini, terlebih lagi
untuk memuji dan memuliakan nama-Nya melalui segi dan bidang kehidupan kita
masing-masing.
Pembuatan makalah ini berkaitan dengan
pengkajian tentang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang ada pada
kehidupan manusia dewasa ini, dan tentunya hal ini berpengaruh dalam kehidupan
kita sekalian. Fenomena-fenomena yang ada di muka bumi ini secara fisis dapat
kita lihat sebagai dua sisi yang bersebelahan yaitu, sisi baik dan sisi buruk.
Begitu juga halnya dengan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, dalam
pengembangan serta pemanfaatannya tidaklah jauh dari dua sisi tersebut. Lalu
bagaimanakah Iman Kristen memandang hal ini? Apakah sebuah kemajuan dalam
bidang tersebut selalu selaras dengan keKristenan? Perlukah diperdebatkan
antara Iman dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni?
Besar harapan saya agar dapat membantu
pembaca mengerti akan masalah yang dibahas pada makalah ini, tidak lupa saya
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu. Pdt. Jouvie Kaurow, S.Th., M.Th.,
yang telah banyak membimbing melalui mata kuliah umum agama Protestan. Menyadari
adanya kekurangan dari makalah ini, maka saya terbuka dengan kritik dan saran
yang membangun. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian.
Manado, 09 November 2016
Penulis
|
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
.................................................................................................................
i
Daftar Isi
............................................................................................................................
ii
Bab 1 Pendahuluan
...........................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................
1
1.2 Masalah .........................................................................................................................
1
1.3 Tujuan ...........................................................................................................................
1
Bab 2 Pembahasan
............................................................................................................
2
2.1 Pengertian
......................................................................................................................
2
2.2 Perkembangan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman
............................................... 2
2.3 Sikap terhadap teknologi
...............................................................................................
4
2.4 Kebudayaan dan seni
.....................................................................................................
5
2.5 Rekayasa genetika
.........................................................................................................
5
2.6 Teori evolusi dan teori sekularisme
.............................................................................. 5
2.7 Sejarah hubungan iman Kristen dengan ilmu
pengetahuan .......................................... 6
2.8 Teori evolusi dan iman kristen
......................................................................................
7
2.9 Peran dan tanggung jawab manusia dalam rekayasa
genetika
dipandang dari sudut iman Kristen
......................................................................................
8
2.10 Penerapan rekayasa genetika bila dikembangkan
tanpa
memperhatikan prinsip kebenaran Alkitab
.......................................................................... 9
2.11 Alkitab sebagai dasar, pedoman, dan pengarah
rekayasa genetika ............................. 9
Bab 3 Penutup
....................................................................................................................
11
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................
11
3.2 Saran
..............................................................................................................................
11
Daftar Pustaka....................................................................................................................
12
Bab
1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan zaman dapat
dikatakan sangat begitu pesat. Semua sektor kehidupan mengalami perkembangan,
semuanya itu menuju ke pembaharuan yang belum ada sebelumnya maupun
perkembangan dari sebelumnya. Karena manusia merupakan satu-satunya ciptaan
Allah yang termulia, maka manusia memiliki akal budi, yang diberi amanat untuk
berkuasa serta mengembangkan bumi dan isinya.
Pelaksanaan
amanat itu diawali dengan kebudayaan-kebudayaan yang dilakukan sendiri oleh
manusia, dari sana manusia memperoleh pengetahuan serta dapat menghasilkan
seni. Hal itu mulanya ditujukan untuk bertahan hidup, seperti bercocok tanam,
berternak, dan belum menunjukan adanya usaha untuk mengembangkan semuanya itu
secara maksimal.
Setelah
menyadari pentingnya pemgembangan segi-segi vital kehidupan, maka manusia pun
mengembangkan seni dan kebudayaannya menjadi lebih baik dan terpadu serta
menghasilkan sesuatu yang disebut dengan teknologi. Teknologi ini berperan
penting dalam kehidupan manusia, pengaruhnya pun dapat dirasakan sampai
sekarang. Manusia sekarang telah memasuki suatu masa perkembangan teknologi
yang maju, seperti yang telah disebutkan di atas.
1.2 Masalah
Ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni memiliki kaitan satu sama lain dan ketiganya
merupakan komponen penting bagi manusia untuk berkembang dalam kehidupannya.
Namun, seiring dalam pengembangannya maupun dalam pemanfaatannya (disadari atau
tidak) telah mengarah ke penghancurkan kehidupan manusia sendiri, hal ini
terjadi bila ketiga komponen tadi dikembangkan oleh manusia yang tidak berjalan
dalam pimpinan Tuhan. Keadaan ini akan terus menerus menimbulkan masalah yang
mungkin tidak pernah berakhir dari generasi ke generasi. Namun, disini kita
akan mencoba melihat hal-hal apa saja yang dapat menimbulkan masalah itu dan
bagaimana dengan pandangan firman Tuhan mengenai hal ini.
1.3 Tujuan
Setelah
mengerti arti dari ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta hubungannya dengan
iman Kristen, diharapkan kita menjadi sadar akan keberadaan dan kebesaran Tuhan
dalam kehidupan manusia dan mempergunakan semua komponen kehidupan yang ada
untuk dapat dikembangkan secara maksimal, demi kesejahteraan umat manusia
terlebih lagi untuk kemuliaan Tuhan.
Bab 2
Pembahasan
2.1 Pengertian
1.
Ilmu pengetahuan, merupakan langkah manusia untuk berkembang menuju kemajuan, dengan cara mengidentifikasikan benda-benda/
proses dalam alam secara objektif. Pengidentifikasian tersebut bersifat:
a. logis (masuk akal)
b. menentukan (determinitis)
c. berlaku umum (general/ universal)
d. mampu menerangkan
e. pengamatannya cermat
f. kesimpulan dapat diuji melalui
penelitian
g. bersifat obyektif dan bukan bersifat
subyektif
h. terbuka untuk perubahan dari waktu ke
waktu
Ilmu
pengetahuan tidak mengenal batas (wilayah, suku bangsa, adat istiadat, budaya,
kebiasaan maupun ideologi), ilmu pengetahuan dapat memberikan keputusan
terhadap harapan dalam kehidupan manusia, walaupun tidak 100% akurat.
2.
Teknologi dan seni, merupakan usaha manusia untuk mengetahui dan mengubah alam
menjadi dunia manusia, dengan teknologi dan seni manusia dapat mengenal,
mengetahui, dan mengerti akan fenomena yang ada di sekitarnya serta dapat
berbuat sesuatu demi kekebaikan umat manusia lainnya.
3.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, memiliki peran ganda, disatu sisi dapat menjadi
negatif dan di sisi lain positif. Sisi negatif menonjol apabila manusia yang
telah menguasai iptek mengunakannya untuk menghancurkan kehidupan manusia,
peran yang lain (sisi positif) menjadikan iptek sebagai pengarah kehidupan
manusia menuju ke hidup yang lebih baik dari sebelumnya.
2.2 Perkembangan ilmu pengetahuan
dari zaman ke zaman
1. Zaman gereja
mula-mula
Pada masa ini belum ada persoalan mengenai
iman dan akal budi/ ilmu pengetahuan. Seiring perkembangannya, muncul golongan
Gnostik, Montanus, Marcion, mereka merupakan golongan yang memberikan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan mengenai pasal-pasal iman, dan halitu hanya sebatas
pengajaran. Otoritas Alkitab belum dipermasalahkan pada masa ini.
2. Zaman sholastik
Mulanya universitas (di Eropa) memiliki
hubungan dengan gereja maupun teologi, namun akhirnya lepas dari gereja dan
teologi. Sejak masa itu terrjadi masalah antara iman dan akal budi. Sebagai
contoh kita melihat pendapat tokoh yang ada pada saat itu, seperti Anselmus
(1033-1109) uskup besar Canterburry, berpendapat Credo ut Inteligam artinya aku
percaya maka aku mengerti. Pandangan yang bertolak belakang dengan perkataanya
diutarakan oleh petrus abelardus (1079-1142) yaitu aku mengerti agar aku
percaya. Dari kedua pandangan tersebut sudah dapat kita ketahui telah adanya
perbedaan pandangan yang sangat mendasar sekali dalam lingkungan Kristen sekali
pun.
Thomas Aquinas (1225-1274) menggabunkan
teologi Agustinus dengan fisafat Aristoteles, hal ini mengakibatkan teologia
Wahyu menjadi teologia alamiah (naturalis), yang beranggapan bahwa manusia
mampu memikirkan hikmah ilahi hanya pemikiran itu belum sempurna dan memerlukan
rahmat Allah.
Pandangan dari zaman ini akhirnya
ditinggalkan, karena orang menganggap ini hanyalah sebuah permainan pikiran
yang didalamnya terdapat berbagai macam pandangan oleh para tokoh. Kurang
bermanfaat bagi hubungan antara iman dan keKristenan dengan akal budi dan
pengetahuan.
3. Zaman
renaissance
Manusia sudah mengembangkan pikirannya
secara bebas, terutama pemikiran dan penyelidikan mengenai alam semesta.
Nicholas Copernicus (1473-1543) berhasil mengeser teori geocentrisnya
Plotomeus,dengan mengeluarkan toeri heliocentis, hal ini pun dapat menjadi
pengoyah kepercayaan orang terhadap gereja dan otoritas Alkitab sendiri pun
dipertanyakan. Pada masa ini juga terjadi reformasi gereja, yang dicetuskan
oleh Martin Luther dan John Calvin.
4. Zaman
rasionalisme
Pada zaman ini ratio menjadi tolak ukur
secara mutlak atas kehidupan manusia. Secara terbuka terlihat perseteruan
antara iman dan akal budi. Zaman ini juga dikenal sebagai zaman kenbangkitan
Ilmu Pengetahuan Alam.
Beberapa tokoh yang ada pada zaman ini,
G.W. Leibniz (1646-1716) penemu infinitisimal Calculus bersama dengan Isaac
Newton (1642-1727), Blaise Pascal (1523-1662) seorang ahli matematika,menyadari
bahwa kebenaran kristen lebih dalam daripada argumen-argumen logika manusia.
Auguste Comte (1798-1857) mebagi perkembangan teologismanusia dalam tiga tahapan
yaitu teologis, metafisis, dan scientific, dimana agama dianggap sesuatu yang
sudah lalu.
2.3 Sikap terhadap Teknologi
Ada yang menolak dan tidak sedikit yang
menerima teknologi. Penolakan terjadi karena beranggapan hidup sederhana
merupakan pola hidup yang paling cocok untuk manusia, sedangkan bagi yang pro
terhadap teknologi mengganggap teknologi mengambil peranan penting dalam hidup
serta bagi masa depan manusia. Masalahnya dari antara dua itu manakah yang
dapat memberikan makna hidup sejati. Perlu ditekankan bahwa dengan menerima
teknologi dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan umat manusia tentu saja hal
ini tidak menjadi masalah.
Lebih jauh terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi dewasa ini, iptek dapat menjadi suatu ‘agama’ bila kita tidak menyadari
konsep iptek yang sebenarnya dan peranannya dalam hidup manusia (dapat
menentukan baik/ buruknya hidup manusia). Pada Alkitab kebaikan atau keburukan
tidak diukur dari materi tetapi dengan hidup seorang pribadi manusia yaitu
hubungannya dalam keluarga atau masyarakat (sosial).
Sejarah bersaksi bahwa kemajuan teknologi
(ilmiah) tidak memelihara dunia kita melainkan mencemarkannya. Selama industri
hanya mencemarkan daerah yang tertentu, lingkungan yang rusak itu dapat
disuburkan kembali dari-dari daerah-daerah lain yang masih subur. Tetapi
pencemaran sudah meluas sehingga para ahli meragukan untuk memulihkan keadaan
yang semula. Pokoknya, sudah tidak jelas dari pengalaman yang lampau bahwa
manusia tidak dapat membatasi dirinya demi keperluan masyarakat umum maupun
keperluan personal.
Para ahli sendiri tidak selalu sependapat
mengenai hubungan bahasa ilmu mereka. Sehingga dapat dibedakan menjadi empat
bagian mengenai pendangan para ahli terhadap ilmu pengetahuan yaitu:
1.
Pandangan positivis, menekankan pentingnya sebuah data yang diamati, sehingga
bahasa ilmu pengetahuan pertama-tama bersifat matematis dan kuantitatif. Maka
teori atau metode ilmiah dipandang sebagai cara menggolongkan pengamatan dan
gagasan ilmiah, sekalipun model dan gagasan itutidak nyata atau tidak riil.
2.
Pandangan instrumentalis, menyatakan bahwa hukum-hukum ilmiah adalah
peraturan-peraturan yang memungkinkan si peneliti menemukan jalan untuk maju.
Teori-teori adalah cara untuk membuat ramalan-ramalan yang dapat diuji secara
eksperimental/ melalui percobaan.
3.
Pandangan idealis, menekankan aspek teoritis ilmu pengetahuan, dengan
beranggapan dasar bahwa akal budi yang menyusun pola-pola yang teratur dari
masa kacau, dimana semua fenomena yang terjadi ditangkap oleh pancaindera.
4.
Pandangan realis, mengemukakan adanya hubungan antara pola keterangan ilmiah
dengan kenyataan dalam alam ilmu pengetahuan adalah proses penemuan, bukan
penciptaan. Yang nyata adalah yang dapt dimengerti, bukan yang dapat diamati
(bertentangan dengan pandangan positivis).
2.4 Kebudayaan dan Seni
Kebudayaan dan seni merupakan prestasi
atau hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam alam ini. Kemampuan untuk
berprestasi/ berkarya ini merupakan sikap hakiki yang hanya ada pada manusia
yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Karena itu sejak penciptaan,
manusia telah diberi amanat kebudayaan (Kej 1:26-30).
Namun kejatuhan manusia dalam dosa telah
menyebabkan manusia hanya mampu menghasilkan kebudayaan yang menyimpang dari
rencana Allah dan hanya demi kemuliaan diri manusia sendiri (dari God-centered
menjadi man-centered artinya berpusat pada manusia bukan berpusat/ berorientasi
kepada Allah).
Lalu manusia berusaha untuk mengisi
kekosongan dalam hatinya dengan kebudayaan (agama, ilmu dan teknologi, seni,
seks, hiburan, harta/ kekayaan, kedudukan tinggi, dll.). Namun kebudayaan
manusia tidak akan pernah dapat memulihkan keadaan manusia yang sudah jatuh
dalam dosa. Pemulihan keadaan manusia dan kebudayaannya terjadi ketika Anak
Allah yang Tunggal (Yesus Kristus) turun ke dalam dunia untuk menebus dosa
manusia.
2.5 Rekayasa genetika
Ilmu genetika
berkembang dengan pesat sejak Watson dan Crick mengungkapkan bentuk DNA
(Deoksiribosa Nucleid Acid) dan rangkaiannya pada 1953.
Rekayasa
genetika yang diperkenalkan ini memiliki nilai yang sama dengan teknologi
tinggi lainnya, seperti senjata nuklir hingga obat-obat yang mujarab, yang
kesemuanya itu dikuasai oleh tangan-tangan manusia.
Beberapa kemajuan yang telah
dicapai saat ini di bidang rekayasa genetika antara lain:
1. Pembuatan
Interferon, berguna untuk pengobatan kanker dan menghambat virus tententu.
2. Growth Hormon, untuk menolong anak-anak
yang kelenjar Hypophysenya tidak berfungsi, sehingga mengakibatkan tubuhnya
tidak dapat berkembang layaknya manusia normal.
3. Pemeriksaan kromosom/ DNA kepada calon
pasangan suami-istri, bertujuan mengetahui apakah terdapat pembawaan faktor
kelainan, yang dapat mengakibatkan anak yang terlahir cacat.
2.6 Teori evolusi dan teori
sekularisme
1. Aristoteles (384-322 BC), manusia
berevolusi dari binatang, sehingga perlu dijinakkan sifat-sifat ‘kebinatangan
yang ada dalam diri manusia’.
2. J. Baptiste Lamarck(1744-1829), telah
mencetuskan teori evolusi sebelum Darwin
3. Darwin(1809-1882), manusia dan binatang
diciptakan Tuhan berasal dari ‘bahan’ yang sama yaitu debu dan tanah, sehingga
Darwin mengatakan manusia berasal dari perubahan ‘binatang’ yang kini telah
berevolusi menjadi manusia yang ada sekarang. Namun ia (Darwin) lupa, di
Alkitab manusia mendapat hembusan langsung dari Allah, tidak begitu dengan
mahluk yang lain. Hal inilah yang menjadi perbedaan yang mendasar antara
manusia dan hewan secara rohani dengan Allah. Fakta yang dikemukakan Darwin
untuk mendukung teorinya sangat besar jumlahnya dan telah dikumpulkan dari
berbagai cabang ilmu biologi:
a. Penelitian
dalam bidang variabilitas dan genetika terhadap hewan dan tanaman, baik yang
dibudidayakan maupun yang hidup di alam terbuka.
b. Bidang palaeontologi, penelitian
fosil-fosil nabati dan hewani, yang ditemukan pada lapisan bumi.
c. Ilmu anatomi perbandingan, embriologi,
sistematika flora dan fauna serta penelitian tentang penyebaran geografisnya.
Fakta-fakta
hasil penelitiannya amat besar jumlahnya sehingga meletakkan dasar yang kuat
bagi teori evolusi. Buku karangan Charles Darwin, On the Origin of Species by
means of Natural Selection, 1859 (tentang asal-usul jenis-jenis melalui seleksi
alamiah). The Descent of Man, 1871. Pada bukunya yang kedua barulah dibahas
tentang teori evolusi manusia.
Dalam bidang
geologi, buku The Principle of Geology karya Charles Lyell (1830) yang banyak
menginspirasi Darwin mengungkapkan konsep tentang perubahan geologis. Dalam
bidang fisika atau astronomi juga dikenal konsep evolusi alam semesta yang
bermula dari peristiwa big-bang, kemudian menjadi benda-benda angkasa berupa
planet, bintang, bulan, dan sebagainya. Demikian juga dalam bidang sosial ada
konsep evolusi sosial-budaya.
Istilah evolusi
memang telah banyak digunakan oleh berbagai cabang ilmu pengetahuan,
"evolusi artinya perubahan berangsur-angsur sesuai dengan perubahan
zaman", maka makna evolusi menjadi sangat luas.
4. Sigmund Freud(1856-1939), teori analisa
atas jiwa (Agama merupakan sebuah ilusi manusia dan hanya menjadi objek
pelarian kejiwaan)
5. Karl Marx(1818-1883), bapak
materialisme modern, bersama dengan Feurbach(1820-1895), menyatakan bahwa dalam
alam ini hanya ada kekuatan materi dan hakekat keberadaan roh ditolak, oleh
Ludwig, konsep Allah diganti dengan konsep alam, alam dianggap dasar kehidupan
manusia serta didalam hidupnya, manusia harus memutuskan dirinya sendiri.
2.7 Sejarah hubungan iman Kristen
dengan ilmu pengetahuan
Manusia mulai merenungkan dirinya diluar
Allah sejak masa Renaissance pada abad 15-16 dan pada abad 17-18 ratio menjadi
dasar pengukuran objek-objek ciptaan, hal ini bertolak-belakang dengan
pandangan sebelumnya, dimana Alkitab dan Wahyu Allah yang dijadikan tolak ukur
dari ciptaan. Lebih jauh lagi, terjadi konflik antara iman Kristen dan ilmu
pengetahuan. Ditengah situasi ini banyak orang Kristen yang menjauhi gereja,
tetapi tidak sedikit juga orang Kristen yang mau membela kebenaran dari
Alkitab. Sampai dengan sekarang tetap dirasakan adanya perseteruan antara
keduanya. Agama sendiri merupakan ilmu pengetahuan keduanya tidak perlu
dipertentangkan.
Dalam agama Kristen ada dua sikap terhadap
ilmu pengetahuan yang pertama, menolak segala perkembangan ilmu pengetahuan,
sikap kedua, menerima dan mencerna setiap perkembangan, tanpa melihat pandangan
agamanya. Kedua sikap ini tidak bermanfaat dalam memecahkan persoalan yang ada.
Alfred
North Whitehead(1861-1974), agama dan iptek merupakan dua kekuatan yang besar
di dunia yang secara hebat mempengaruhi manusia.
Agama Kristen dengan ilmu pengetahuan
teknologi dapat saling menopang satu sama lain, sebaliknya dapat menjadi
berlawanan, dimana seringkali ilmu pengetahuan menyerang ajaran-ajaran
fundamental dalam agama yang dapr mengoyahkan iman percaya Kristen.
Agama mengalami pergeseran cara pemahaman
yang diakibatkan oleh ilmu pengetahuan.Alkitab yang tidak pernah berubah,
tetapi dibaca oleh orang-orang yang yang tidak sama cara pemikirannya daari
zaman ke zaman.
Jalan tengah antara iman Kristen dan ilmu
pengetahuan adalah, Iman tidak harus bersaing dengan penjelasan ilmu, iman
bukanlah suatu teknologi supranatural, dan dbantu dengan pemikiran: bagaimana
mungkin sustu ciptaan dapat mengerti akan Penciptanya (Allah) yang telah
menjadikan segala sesuatunya ada sebelum manusia ada.
2.8 Teori evolusi dan iman Kristen
Dari
dahulu kemunculannya, teori evolusi sudah menimbulkan polemik hingga saat ini,
hal itu dikarenakan oleh:
1.
Banyak kegagalan yang ditimbulkan oleh agamawan/ pemikir-pemikir kristen (abad
XV s.d.XIX), disebabkan oleh keangkuhan/ kenaifan mereka sendiri, yang secara
mentah-mentah memaksakan norma etis dan moral, dengan pernyataannya bahwa
bidang kehidupan manusai merupakan wilayah taklukan agama. Pada saat itu agama
memiliki hak penuh untuk mengatur segala segikehidupan manusia.
2.
Setelah bermunculan paham-paham yang bertentangan dengan Alkitab (dari teori
Darwin s.d. Sigmund Freud), pemikir dan kaum agamawan mengajukan protes atas
hal teori yang disampaikan. Namun kaum agamawan sendiri tidak dapat membuat
pernyataan yang dapat memberikan alternatif atau yang dapat ‘menandingi’
teori-teori tersebut.
3.
Sehingga hilang/ pudarlah eksistensi keKristenan untuk mengisi kekosongan atas
pernyataan teori-teori dari ilmuan tersebut, yang merupakan masalah dasar/
paling hakiki dalm hidup manusia. Yang sangat disesalkan adalah Karl Marx yang
hadir dan mengisi kekosongan itu dengan memberikan pernyataannya sebagai
jawaban alternatif.
Iman Kristen dan etika Kristen menolak
teori-teori yang mengugah otoritas Alkitab dan Firman Tuhan. Terutama mengenai
teori darwin tentang asal-usul mahluk hidup di dunia, manusia menurut Alkitab
adalah ciptaan termulia, karena serupa dan segambar dengan Allah, manusia
sendiri diperintahkan untuk menguasai bumi beserta isinya, dan bukan
sebaliknya. (Kej. 1:26, Kis.17:26-29).
Menurut
ahli yang mengartikan teori evolusi, manusia termasuk kedalam dua pandangan:
1.
Manusia yang termasuk alam Kerajaan Allah, yaitu setiap pengikut Kristus
bersyukur atas Firman-Nya yang menunjukkan jalan sehubungan dengan
pernyataan-pernyataan yang paling mendalam seperti pernyataan tentang
keberadaan manusia.
2.
Manusia termasuk alam binatang, adalah pernyataan yang hanya dapat dibenarkan
sebagai ungkapan dalam bahasa ilmu pengetahuan untuk menjelaskan penggolongan
manusia dalam kategori binatang menyusui.Ilmu biologi tak dapat mengatakan lain
daripada ini. Pernyataan tersebut tetap harus dibenarkan, bila maksudnya
hanyalah menunjukkan proses evolusi dari binatang ke manusia.
Akan tetapi ungkapan “termasuk alam
binatang” dengan mudah sekali dihubungkan dengan salah satu pandangan hidup,
yakni seakan-akan manusia pada hakekatnya sama saja dengan hewan-hewan. Dengan
cara demikian suatu hasil ilmu pngetahuan alam langsung diperalat untuk
menunjang suatu pandangan hidup yang terlalu berat sebelah.
Saat ini sudah banyak buku ditulis oleh
para ilmuwan untuk menentang teori evolusi tersebut. Beberapa di antaranya:
Norman Macbeth (1971, Darwin retried: an appeal to reason), Michael Denton
(1985, Evolution: a theory in crisis), Robert Saphiro (1986, Origins: a
sceptics guide to the creation of life on earth), Michael J Behe (1996,
Darwin’s black box), WR Bird (1991, The origin of species revisited), Elaine Morgan
(1994, The scars of evolution), dan lain-lain.
2.9 Peran dan tanggung jawab
manusia dalam rekayasa genetika dipandang dari sudut iman Kristen
Sebagai manusia yang diciptakan menurut
gambar dan rupa Allah, kita memiliki akal budi, kehendak, emosi, dan kebebasan
yang merupakan karunia allah, Allah telah menciptakan manusia sebagai mahluk
yang termulia dan sekaligus menjadikan manusia sebagai mitra Allah untuk
menguasai dan menaklukan alam yang diciptakan oleh Allah.
Oleh karena itu sudah sepatutnya kita
mensyukuri serta memanfaatkan semua ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun harus
disadari juga akan bahaya dan dampak daripada penerapan teknologi, demikian
pula halnya dengan rekayasa genetika.
Kita hendaknya terpanggil untuk menangani
dan mengembangkan rekayasa genetika ini dengan tujuan yang mulia menurut
kehendak Allah. Kita sebagai pelayan-pelayan Allah di dunia ini menmpunyai
tanggung jawab dalam hal menolong sesama yakni seperti upaya penyembuhan.
Sebagai dasar untuk melaksanakan tanggung jawab ini adalah pengetahuan dan
pengenalan akan prinsip kebenaran dalam Alkitab.
2.10. Penerapan rekayasa genetika
bila dikembangkan tanpa memperhatikan prinsip kebenaran Alkitab
Rekayasa genetika yang diterapkan dan
dikembangkan tanpa memperhatikan prinsip kebenaran Alkitab, kemungkinan akan
menimbulkan dilema terhadap bayi-bayi yang akan lahir, dengan teknologi yang
ada sekarang ini, dimungkinkan untuk mengetahui bayi yang masih berada dalam
kandungan adalah laki-laki atau perempuan, cacat atau tidak, atau memiliki
kelainan genetika, dari semuanya itu kemungkinan itu bila didapati sisi yang
jeleknya, maka bisa saja seorang ibu akan melakukan tindakan aborsi, yang
jelas-jelas bertentangan dengan ajaran agama.
Pernah terjadi pemikiran oleh para ahli
genetika Amerika (awal abad XX), yang menyarankan untuk membersihkan manusia
dari bentuk herediter (sifat fisik, seperti warna kulit, ras, suku,dan
sebagainya) yang tidak diinginkan. Teori ini mampu mempengaruhi
pemimpin-pemimpin yang hendak memurnikan keturunan dengan seleksi perkawinan
dan menghilangkan bangsa-bangsa tertentu (dikenal dengan sebutan eugenic).
Lebih jauh lagi dengan adanya Bank Sperma,
sperma laki-laki disimpan, untuk suatu saat diambil dan digunakan, penyimpangan
yang terjadi adalah bila seorang wanita membeli sperma dari bank tersebut,
mengandung dan melahirkan seorang anak, siapakah yang dapat menjadi ayah dari
anak ini, tentu saja hal ini akan menimbulkan ketimpangan sosial dalm
masyarakat pada umumnya atas ibu dan anak tersebut.
2.11 Alkitab sebagai dasar,
pedoman, dan pengarah rekayasa genetika
1.
Alkitab sebagai dasar genetika, dapat kita temukan di dalam Alkitab mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan rekayasa genetika, antara lain:
a.
Segala hukum dan teori genetika sebenarnya sudah tertulis di dalam Alkitab,
contoh: Hukum genetika ditemukan pertama kali oleh Gregor Mendel pada tahun
1870 dan disebut Hukum Mendel. Bandingkan dengan Kejadian 30:32-43,”yakub dan
domba-dombanya.”
b.
Tjio dan Levan (1956) yang pertama kali menemukan bahwa kromosom terdiri dari
23 pasang. Setelah itu diketahui bahwa setiap spesies memiliki jumlah kromosom
yang berlainan. Bandingkan dengan I Korintus 15:39,”Daging mahluk di bumi tidak
ada yang sama.”
c. Mazmur 139: 13 dan Yeremia 1:5 menerangkan
apa yang terjadi pada saat pembuahan.
i.
Perkawinan keluarga (cousin mariage) secara genetik sering mengakibatkan
kelahiran anak yang cacat, bandingkan dengan Imamat 18:5-13.
ii. Pengetahuan mengenai biologi molekuler
dapt dilihat pada Mazmur 139:16-18.
2. Alkitab sebagai pengarah rekayasa
genetika
a.
Masalah sex ambiguity (memiliki sikap atau sifat yang berlawanan dengan jenis
kelamin yang dimiliki), lihat Ulangan 22:5,Roma1:26-27
b. menyanggah tori evolusi berdasarkan
DNA, lihat Mazmur 139:17-18.
Banyak bidang penelitian dan pemikiran
manusia berkenaan dengan pertanyaan mengenai awal dan asal-usul dari segala
yang ada. Baik ilmu pengetahuan dan seni budaya, maupun filsafat serta agama,
semuanya berusaha menjawab pertanyaan ini. Sangatlah penting kita menjawab
pertanyaan itu dengan sungguh-sungguh, betapapun perbedaannya, tanpa memutlakan
salah satu dengan mengeyampingkan yang lain.
Ilmu pengetahuan mengumpulkan hasil-hasil
observasi, lalu mengolongkan dan membandingkannya, juga melakukan eksperimen
dan menarik kesimpulan dari semuanya itu. Namun, Alkitab memberikan kesaksian
tentang Allah, dunia, dan manusia dalam hubungan timbal baliknya. Yang menjadi
pokok ialah hakekat dari semuanya itu di dalam terang Ilahi. Dalam keterangan
tentang awal dan asal-usul dunia ini, kita menjumpai suatu kesaksian mengenai
kodrat dan tujuan semula dari manusia dan dunia sebagaimana Allah
menciptakannya. Kebenaran yang terkandung dalam kesaksian ini tidak dapt
dibuktikan menurut metode ilmu pengetahuan, tetapi juga tidak dapat dibantah
secara ilmiah. Kebenaran itu berlainan sifatnya, namun kepastiannya bagi orang
beriman tidak berkurang, bahkan lebih besar daripada kepastian dalam
pernyataan-pernyataan ilmiah yang tetap mempunyai segi-segi sementara.
Bab
3
Penutup
5.1
Kesimpulan
Benturan antara agama dan ilmu
pengetahuan dalam penjelasannya masing-masing mengenai realitas atau kenyataan
tentang manusia dan alam sekitarnya, sudah berlangsung lama bahkan sebelum ilmu
pengetahuan lahir. Sebab, konflik itu selalu mengambil tempat dan waktu pada
setiap tahap perkembangan kebudayaan manusia. Hanya saja, benturan itu menjadi
sangat menyakitkan setelah lahirnya ilmu pengetahuan. Pembuktian-pembuktian
atas beberapa hipotesa ilmu pengetahuan. Pembuktian-pembuktian atas beberapa
hipotesa ilmu pengetahuan, seperti misalnya teori heliosentris dan teori
biogenesis secara sekilas memperlihatkan kekalahan di pihak agama. Hal itu
dapat disalahartikan oleh kaum materialistis, ateis sebagai bukti ketidakbenaran
kenyataan yang dijelaskan oleh Alkitab.
Kebenaran agama dan kebenaran ilmu
pengetahuan bukanlah dua kubu yang harus diperlawankan. Kebenaran-kebenaran itu
adalh unik pada posisinya masing-masing untuk mengungkapkan realitas yang
memang tidak sederhana. Manusia hidup dalam alam, semesta fisik dan spiritual.
Cara manusia untuk memperoleh informasi mengenai dua semesta itu pun berbeda.
Para pemimpin agam dan penganut agama harus dapat memposisikan kembali
aktivitasnya secara tepat, yaitu untuk mendeteksi dan kemudian mewartakan
kbenaran-kebenaran spiritual mengenai kehadiran Yang Ilahi dalam kehidupan
manusia untuk berkerja sam membawa manusia itu dalam status kemanusiaan yang
seharusnya.
5.2 Saran
1. setiap ilmuan dan cendikiawan
memerlukan ‘interdisiplinary studies’ pergumulan antar jurusan membuka mata
kita untuk menilai bidang kita sendiri dengan kacamata baru. Pergumulan
tersebut meletakkan suatu dasar pertimbangan etis.
2. kita harus berusaha memperkenalkan
Yesus kepada rekan-rekan kita, hal itu akan meningkatkan kesadaran mereka
tentang tanggung jawab manusia kepada Allah. Buah sampingan ialah peningkatan
kewibawaankita sendiri apabila kita membahas etika pekerjaan dan penelitian.
3. sebagai mahasiswa Kristen, mengajak
utnuk kmengumuli tiap bidang keahlian masing-masing dari sudut pandang Kristen
dan lebih lagi mendalami Firman Allah sebagai pedoman dalam hidup. Merupakan
suatu ‘tuntutan’ bagi mahasiswa Kristen untuk menjadi kendali atau “hati
kecilnya” bagi kelompok profesinya.
Akhirnya hendaklah
kita kembali bercermin kepada Alkitab yang menjadi dasar segalanya dalam hidup
kita sebagai manusia; Kolose 2: 8 ,”Hati-hatilah, supaya jangan ada yang
menawanmu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun
dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.”
Mengapa
theologia? Karena hidup yang bertanggung jawab memerlukan kita tahu siapa
sebenarnya kita, untuk apa kita berada di dunia ini dan kepada siapa kita harus
mempertanggungjawabkan diri kita. Tanpa perenungan theologis masyarakat akan
tenggelam dalam rasa frustasi dan keputus-asaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Nainggolan, Nius. 2003. PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN DI PERGURUAN TINGGI. Jakarta.
Mulder, D.C..1983. Iman dan Ilmu
Pengetahuan. BPK Gunung Mulia: Jakarta.
Petri, C..1987. AJARAN EVOLUSI DAN
IMAN KRISTEN. BPK Gunung Mulia:
Jakarta.
Poespowardojo, Soerjanto.1993.
Pembangunan Nasional dalam Persatuan Budaya. PT Gramedia: Jakarta.
Wilkes, Keith. 1981. AGAMA DAN ILMU
PENGETAHUAN. Sinar Harapan: Jakarta.
Copyrights © 2016. Christo Bingo ~UNPI Manado~. All Rights
Reserved. Privacy Policy.
Mohon jangan asal copas tanpa meninggalkan komentar, like atau saran serta link sumbernya ya gais :)
Posting Komentar Facebook Disqus